Goodness and Badness
Mereka berkata,
Kepedulian dan kebaikan ku tak terlihat, kalis dan hilang begitu saja tetapi
tidak tentang keburukan yang selalu mendapatkan kesempatan berkali-kali bahkan
sangat lebih dihargai.Hampir ¼ abad dalam menjalani kehidupan yang menurutku
jujur memang berat apalagi jika dijalani seorang diri . Kehidupan ini lebih
dominan di hiasi dengan dengki dan gengsi . Macam-macam rupanya, ada yang tak
senang melihat kebahagiaan orang lain sehingga selalu berusaha untuk
mengalahkan. Ada yang selalu mengabaikan kebaikan seseorang. Ada yang tidak
pernah tau arti memprioritaskan persahabatan. Ada banyak orang yang mencari
keuntungan sendiri dengan memanfaatkan orang lain. Bahkan lebih parah banyak
orang tidak memiliki rasa empati dan menghargai orang lain .
Entah harus
bersikap seperti apa dan bagaimana. Silent is gold, kata orang-orang. Benar
juga benakku, karena ternyata blak-blakan itu salah juga. Jauh lebih tidak
dihargai. Fakta yang sudah terungkap banyak seakan terlihat seperti adu domba .
Dan ternyata untuk membuka pikiran dan hati manusia tidak mudah seperti
berbicara . Begitulah unfair nya kehidupan . Seperti pahlawan yang kesiangan. Bisa
dibilang ini korban perasaan tapi santai lah sejenak masih banyak hal yang
lebih utama yang harus dikejar dari sekedar memikirkan “bawa perasaan” . Mari
ikhlaskan, sebab ruang lingkup hidup tak hanya berkulik di situ saja .
Lebih buruk
lagi mereka hanya bersikap baik didepan kita. Istilahnya musuh dalam selimut.Ini
cukup banyak ditemukan di dunia kerja. Entah karena apa, sebab gaji pun sama
pas-pasan. Tidak ada yang dispesialkan juga berbeda responsibility . Tau caranya menghadapi mereka yang seperti
itu? Pura-pura tidak tau dan itu sangat menyenangkan. Tetap bersenyum dan
berprilaku seperti biasa dan lagi-lagi diamlah, Cukup iyakan semua perkataannya
dan cukup jaga jarak dalam berbicara. Sebab janganlah masuk selimut yang sudah
tidak nyaman untuk digunakan .
Apakah
kebaikan justru membuat penderitaan yang lebih besar? Mungkin iya, untuk
segelintir orang. Tapi tidak juga dengan sebagiannya lagi. Ada yang mereka
tetap melakukan kebaikan walau keburukan ada didekat mereka . Tapi harus
diingat jangan terlalu berharap lebih pada manusia . Apalagi mengungkitnya lagi
– lagi lupakanlah itu .
Dan yang
paling menyakitkan dalam hidup adalah ketika kita pasang badan paling depan
disetiap duka yang terjadi. Sedang mereka menganggap duka kita biasa aja .
Terlalu banyak basa – basi . Begitulah ciri-ciri manusia yang tidak memiliki
rasa empati . Empati tidak bisa dinilai dengan rupiah bahkan menurutku. Segala
hal tak bisa selalu disandingkan dengan rupiah . Kebersamaan dan waktu yang
utama . Seseorang yang memiliki waktu jauh lebih berharga dari orang yang
memiliki banyak rupiah. Sebab rupiah bisa dengan mudah kita cari dan itu pula
yang membuat kita jauh dari orang-orang terdekat karena rupiah bisa membuat waktu kita untuk orang-orang terdekat menjadi urusan
nomor sekian demi memenuhi kepentingan pribadi .
Prinsip hidupku, biarlah mereka
seperti itu . Tapi untuk bersama-sama dengan mereka yang begitu rasanya aku
tidak bisa . Fakta yang pernah kukatakan biarlah menjadi masa lalu dan ku
anggap itu salah satu dosa besar ku . Aku paham, hidup tak selamanya ada
diatas. Tapi aku merasa hidupku juga jarang diatas. Jadi biar mereka yang
menilai sendiri . Aku akan tetap menjadi diriku sendiri tanpa pernah membenci
mereka hanya saja aku tidak seperti menjadi aku yang seperti dulu dan itu sudah
beberapa kali kuterapkan. Aku akan tetep menjadi baik, baik menurut ku saja
mungkin. Tidak dengan mereka yang mungkin bilang “ your bad” . Aku tak peduli
dengan ketidakberpihakkan beberapa kejadian kepada ku. Itu mungkin cobaan . Aku
egois ? Tidak juga. Percayalah, Allah Maha membolak-balikan hati . Bukankah
banyak sekali definisi untuk baik? Waktu yang akan menjawab. Saat ini cukup lihat,
rasakan dan nilailah sendiri . Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda. Itu
sangat aku terima .
Allaahumma rahmataka arjuu falaa
takilnii ilaa nafsii thorfata”aiin, wa ashlihlii sya’nii kullahu laa ilaha illa
ant .
“ And
Godness better than Gold “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar