Rencana
pendakian gunung Merapi sudah terbesit sejak Februari 2018 kemarin tetapi baru
terealisasi April 2018 ini. Tepat tanggal 28 April kemarin saya dan partner
yaitu Avrizal memulai keberangkatan dari Stasiun pasar senen menuju stasiun
lempuyangan. Sebenarnya banyak opsi rute perjalanan untuk menuju basecamp
merapi seperti Semarang poncol atau juga Terminal Boyolali , tetapi karena
tiket kereta api menuju semarang sudah ludes terjual dan saya rasa untuk naik bus
pada long weekend sangat tidak menentu untuk estimasi perjalanannya jadi kami
berdua memutuskan untuk ke stasiun Lempuyangan Yogya saja. Kami naik kereta api
progo jam 22.20. Disini saya sempat kesal karena saya sampai duluan di stasiun
Senen dengan kondisi hujan deras dan sendirian pula saya harus menunggu Avrizal
datang yang rasanya itu lama sekali hampir satu jam.
Perjalanan
dimulai pukul 22.20 ontime loh, entah rasanya aneh sekali tidak biasanya ontime
gini nih nanti kalau banyak yang ketinggalan gimana ya? Selama Perjalanan Cuma
diisi dengan tidur dan tidur :P . Akhirnya sekitar jam 06.45 kita sampai di
Stasiun Lempuyangan Yogya dan kami memutuskan untuk sarapan sambil mencari ide
bagaimana ya ke basecamp merapi kalau dari Stasiun Lempuyangan ini karena kami
serba ots sebelumnya bermodalkan keberanian saja dan ongkos ya pastinya
hihihi…Setelah browsing2 sedikit dan kami bertanya pada penjual sarapan yang
kami beli menurut informasi kami harus ke stasiun terminal Jombor dengan
menggunakan Trans Yogya .
Hmmm.. Menarik
menurutku asik juga nih bakalan seru (Dalam hati) , Oh ya Trans Yogya ini sama
loh seperti Trans Jakarta dan tarifnya pun sama Cuma 3.500 kemana pun kita pergi. Kita transit 2
kali . Pertama kami turun di SGM kemudian berganti bus dengan trayek jalur 2A
kemudian turun di RS YAP kemudian berganti lagi bus dengan trayek jalur 5B
sampai tujuan akhir yaitu Terminal Jombor. Kalian bisa mempelajari
trayek-trayek Trans Yogya ini loh, karena kami sengaja foto.
Penampakan Terminal Jombor
Sesampainya kami di Tlatar menurut informasi yang kami
dapat seharusnya kami bisa langsung mencharter angkot berwarna pink dengan
kisaran harga seratus ribu rupiah. Mahal? Yes, karena kami hanya berdua. Bagi
yang dateng rombongan very worth it for me. Disini sejujurnya kami sedikit
bingung gimana ya caranya ke basecamp merapi dari Tlatar karena sama sekali
udah gak ada angkutan umum lagi kecuali charter atau naik ojek. Naik ojek pun
di cekik harganyanya. Setelah kami berunding sejenak dan mendapatkan informasi
dari ibu yang sedang menjaga warung untuk berjalan terus ke atas sampai tidak
terlihat dari orang-orang yang menawarkan angkut atau ojek yang menawarkan
harga gila-gilaan itu . Akhirnya kami memutuskan untuk mencoba untuk
hitchhiking karena sepanjang daerah tlatar kami banyak melihat kolbak yang
lewat.
Hitchhiking
itu sendiri artinya adalah mencari tumpangan gratis.
Tlatar -
Ketep
For the first, kami mendapat tumpangan gratis dari
kolbak sayur. Rasanya itu Alhamdulillah banget walau entah sampai mana kami
akan diantar. Menurut supir kolbaknya kami akan diturunkan di wilayah ketep.
Percayalah, itu kolbak sayur.. ehehe
Ketep –
Wonolelo
For the
second, kami menumpang kembali dan
kali ini kami mendapatkan kolbak semen. Supirpun bilang mereka hanya bisa
memberi tumpangan sampai wilayah Wonolelo.
Wonolelo –
Gerbang tulisan Objek Wisata Selo
Masih
jauh ya? Memang ehehe, di wilayah wonolelo kami kembali mendapat tumpangan
kolbak pasir dan lagi lagi mereka hanya bisa memberi tebengan sampai depan
gerbang tulisan Objek Wisata Selo.
Gerbang
tulisan Objek Wisata Selo – Basecamp Barameru Merapi
Sesampainya kami di gerbang tersebut, kami pikir hanya
tinggal sedikit lagi sampai ke basecamp. Ternyata tidak sama sekali. Kami
sempat bertanya pada ibu-ibu yang berada di wilayah tersebut. Ternyata untuk
sampai basecamp masih sekitar 7 km lagi. Kami sempat bingung karena sudah
jarang terlihat kolbak-kolbak seperti biasanya. Kami berjalan terus ke atas
dengan cuaca yang sangat terik dan membawa keril yang cukup berat . Bisa
dibilang ini alih-alih pemanasan untuk pendakian . Rasanya sudah tidak sanggup
karena tracknya terus menanjak dan sangat berbahaya karena banyak truck-truk
besar yang lewat dengan laju yang cukup lambat pula karena terlalu banyak
muatan sehingga cukup mengerikan jika persis berada dibelakangnya.
Tapi
lagi-lagi kami mendapat pertolongan, tiba-tiba sebuah mobil suzuki ertiga lewat
didepan kami tanpa kami beri kode untuk menumpang, mobil tersebut berhenti
sendirinya. Mungkin karena kasihan melihat kami berdua membawa keril yang besar
dan berat pastinya. Namanya juga jodoh, ternyata orang tersebut juga ingin
melakukan survey tempat basecamp merapi. Oh iya, Namanya Dimas. Dia anak UNS.
Hebat ya. Ngobrol-ngobrol dia ingin melakukan pendakian merapi pada hari senin.
Diantarlah kami sampai basecamp Barameru Merapi. Terimakasih dimas J
Basecamp Barameru Merapi
Akhirnya
setelah kurang lebih 5 jam diperjalanan, kami pun sampai. Kami istirahat
sejenak sambil menunggu 4 orang lagi kawan kami. Basecamp nya seperti basecamp
pada umumnya tetapi disini sangat sulit air, setiap ingin ketoilet kami harus
mengocek kantong sebesar 3.000 perorang setiap kali masuk. Siapin uang banyak
ya kalau mau kesini. Kebayang kan kalau kalian mau pipis, mandi dll kalian
harus mengeluarkan berapa banyak uang. Hehehe. Pukul 15.30 temen kami baru
sampai. Kami tidur sejenak di basecamp lalu setelah itu kami mengisi energi
dengan makan mie dan nasi. Setelah itu kami re-packing, shalat dan bersiap-siap
untuk memulai pendakian .
Basecamp – Gerbang Merapi (1 Jam)
Sebelum
memulai pendakian kita berdoa terlebih dahulu. Pendakian dimulai dengan track
aspal yang landai . Andai seperti ini sampai puncak pasti menyenangkan sekali .
Setelah hampir 10 menit berjalan dengan track aspal landai. Track yang
sesungguhnya akan dimulai. Yuhuuuu, Track merapi ini lebih di dominasi dengan track
bebatuan dan terus menanjak. Setelah hampir 1 jam kami sampai di gerbang merapi
dan beristirahat sejenak sambil mengenyot madurasa yang kami bawa. Kurang dari
5 menit kami langsung melanjutkan pendakian kembali. Pendakian kita start dari
jam 19.00
sumber : google
Gerbang Merapi – POS
1 (1 Jam)
Malam itu hembusan di jalur
pendakian merapi sangat kenyang sekali dan rasanya jaket yang kami pakai tidak
mampu untuk menahan dinginnya udara . Jaket yang kami pakai terasa seperti es
jika dipegang. Dengan track yang lumayan menanjak kami berjalan perlahan
benar-benar jarak kami sangat dekat untuk menghindari ketertinggalan dan
keliruan dalam pendakian. Sambil mengunyah-ngunyah makanan yang ada kami
berusaha menutupi kedinginan yang kami rasa. Kurang lebih 1 jam kami sudah
sampai di POS 1. Di POS 1 ini ada balai besar yang bisa kita pakai sejenak
untuk sekedar tidur-tiduran.
POS 1 – POS 2 (1,5 Jam)
Menurut saya
pribadi, track dari POS 1 ke POS 2 ini cukup panjang tapi saya tidak berucap
itu kepada teman-teman yang lain. Angin pun benar-benar semakin kencang. Tapi
kita harus tetap kuat sambil menahan dinginnya udara. Tracknya juga sangat
terjal kalian harus hati-hati melewati track-trak pendakian merapi. Ditengah
perjalanan, salah satu dari kami badannya terasa tidak enak bisa dibilang
sakit. Kami berhenti sejenak untuk memberikan kesempatan beristirahat dan
membuatkannya air hangat serta obat-obatan yang sekiranya dapat membantu
memulihkan kondisi badannya. Cukup lama kami berhenti. Karena kami sudah tidak
kuat dengan angina yang begitu kencang kami memutuskan untuk 2 teman kami yang
lain melanjutkan perjalanan terlebih dahulu untuk mendirikan tenda di POS 2 .
Setelah dirasa mampu, kami berempat melanjutkan untuk menyusul 2 teman kami
yang saya rasa sudah sampai POS 2 . Sesampainya di POS 2, benar saja teman kami
tadi sudah mendirikan tenda terlebih dahulu dan kami semua langsung terlelap
tidur. Sejujurnya mungkin hanya saya yang tidak bisa tidur entah kenapa. .
Cuaca juga semakin ekstrem seperti badai angin. Hingga kami gagal summit pagi
untuk mendapatkan sunrise karena sangat tidak memungkinkan untuk keluar tenda.
Kami tidak merasa kecewa karena keselamatan diri bagi kami lebih penting dari
sekedar ego untuk mendapatkan sunrise merapi.
POS 2 – Pasar Bubrah ( 30 menit)
Setelah sarapan pagi kami
semua langsung on the way Pasar Bubrah.Sudah segar semua badan kami sehingga
tidak membutuhkan waktu yang lama untuk sampai di Pasar Bubrah. Gunung Merbabu
sudah tampak terlihat jelas di jalur pendakian menuju pasar bubrah ini. Dan
banyak sekali monyet disini jadi kita harus permisi dulu kali yaaa.. ehehe
Pasar Bubrah – Puncak Merapi (30 – 45
Menit)
Sebenarnya
pendakian hanya boleh dilakukan sampai dengan Pasar Bubrah saja. Di jalur ini
kalian akan melewati jalur yang sangat ekstrim, terjal dan berpasir. Dibutuhkan
stamina fisik dan keberanian yang prima saat melewati trek ini. Trek ini mirip
dengan track semeru hanya saja panjangnya yang berbeda. Disarankan memakai
geiter agar pasir-pasir tidak masuk ke sepatu. Dengan kekuatan tenaga akhirnya
terbayar sudah capek yang kami rasa setelah melewati track pasir tersebut.
Indahnya pemandangan yang kami dapat. Subhanallah J . Dari puncak kalian bisa
melihat kawah merapi, gunung merbabu, gunung sumbing. Sindoro dan mungkin lawu
(saya kurang yakin).
Satu lagi
informasi untuk kalian, ternyata di Merapi ada basecamp yang jauh lebih nyaman
dibandingkan dengan Basecamp Barameru yang sangat sulit air dan makanan yang
terbatas serta tempat tidur yang terbatas pula. Letaknya ada dibawah tidak
begitu jauh lah dari Basecamp Barameru. Kalian bisa naik ojek kesana, Namanya
Rumah Singgah Pakde Pardi. Karena setelah saya turun bersama Avrizal tidak
sengaja bertemu dengan sekelompok rombongan yang akan menuju ke Rumah Singgah
Pak Pardi. Di Rumah singgah ini kalian juga akan disediakan kendaraan kok kalau
kalian ingin ke Basecamp Barameru, Basecamp Merbabu atau objek wisata yang lain
di Selo. Pakde nya sangat ramah dan makanannya pun enak masih hangat serta yang
pasti airpun tidak terbatas. Karena saya dan Avrizal harus terpisah dengan 4
orang teman yang lain karena mereka masih ingin berlibur di Boyolali sedangkan
kami berdua harus segera pulang ke Jakarta. Karena sudah sangat malam dan tidak
ada angkutan umum dan jika mencharter mobil bisa sampai 200 – 250 ribu sangat
tidak mungkin bagi kami berdua. Pakde Pardi inilah yang sangat membantu kami
sangat tidak matre hanya dengan 50 ribu kita diantar sampai ke stasiun untuk
kami berdua kembali ke Jakarta.
Ringkasan Perjalanan
kami berdua dari Jakarta
Ringkasan dan Budget Perjalanan ke
Gunung Merapi
|
||
No
|
Rute
|
Budget
|
1
|
Stasiun Senen – Lempuyangan
|
140,000
|
2
|
Lempuyangan - Terminal Jombor
|
3,500
|
3
|
Jombor – Blabak
|
10,000
|
4
|
Blabak – Tlatar
|
10,000
|
5
|
Solo Jebres - Stasiun Senen
|
109,000
|
6
|
Simaksi
|
18,500
|
291,000
|
Total Rp. 582.000
Saran :
1. Estimasikan air bawaan agar tidak kekurangan dan tidak
kelebihan.
2. Siapkan jaket yang benar-benar tebal.
3. Jangan lupa membawa geiter dan survive lite.
4. Latihan fisik yang rutin.
5. Istirahat yang cukup.
6. Dan siapkan keberanian dan mental yang kuat.
Contact Rumah Singgah Pakde Pardi, selo :
0856 42382492
See u :)
-SA-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar