Selasa, 10 November 2015

Teruntuk Pria ku

Aku wanita yang akan mencintainya dengan sederhana dan dalam batas wajar , yang tak berlebihan dan tak juga biasa saja. sebab yang kutahu seorang pemula saja  yang akan melakukan itu mereka yang belum merasakan sakit akan jatuh dalam cinta dan mereka yang baru memulai mengenal kebahagiaan dalam cinta .

Aku terkadang menjengkelkan, membuatnya bingung dan resah akan sikapku. Bukan karena tak cinta atau sengaja membuatnya kesal tetapi ini mungkin rasa akan takut kehilangan . Aku tak mengerti perasaan ini muncul seiring waktu dan terlalu lama bersama. Ingin dia mengerti dan kita belajar saling memahami . Bukan hanya sekedar awal tetapi selamanya saat bersama. jika sebuah tas sobek aku ingin dia membantu menjadi helaian-helaian untuk memperbaikinya.Bahkan lebih dari itu Bagaikan hutan yang terbakar, Aku ingin hujan deras memadamkannya.

Aku pernah merasakan kehilangan, Dia juga sama. Bukankah lebih baik sekarang belajar untuk tidak kehilangan (lagi). Aku percaya wanitanya bukan tak setia tapi hanyalah waktu yang salah mempertemukan dia dengan wanita terdahulu. Aku memang belum mampu menjadi wanita sempurna untuknya. Dengan wajah dengan bedak yang tebal, bibir yang begitu merah, mata yang tajam dengan goresan eyeliner yang hitam atau bahkan alis yang tebal dan menikuk ke atas. Tapi dia  tahu aku sehari-hari menemani nya dengan wajah polosku  bukan topeng make-up yang menemani perjalanannya denganku. Namun, tak perlu khawatir aku pernah berusaha menjadi wanita sempurna itu walau temanku pun harus turut serta membantuku . Begitulah aku menyayanginya.

Saat ada bunga yang jauh lebih indah, Aku ingin tetap jadi mawar merah yang merekah untuknya. Mawar berduri dan hanya pria yang berani yang ingin memiliki sekuntum mawar . pria yang rela berkorban walau harus tertusuk duri mawar. Walau aku sadar banyak bunga yang lebih indah ditaman tapi bukankah lebih baik kita memetik sebuah bunga dengan pengorbanan tak sekedar yang mudah di petik saja. Aku berharap saat ini Dialah laki –laki itu .

Orang bilang cinta wanita itu dari nol menuju puncak dan pria sebaliknya, tapi aku percaya dirinya dan aku berharap dia tak seperti itu. Aku ingin dia tetap menjadi seorang yang hangat dan tak melunturkan perhatiannya. Dia yang ajari ku keterbukaan dan kejujuran aku hanya bisa berkeinginan dia memegang prinsipnya untuk kebahagiaan bersama.

Kisah cinta tak selamanya indah, Aku berharap kita bisa melewati itu bersama-sama tanpa mengenal kata menyerah sebab manusia yang bisa keluar dari badai yang begitu hebat itulah manusia tangguh dan tentunya dapat menemui sebuah kehidupan yang baru dan lebih baik lagi.

Saat yang lebih baik muncul, Aku berharap dia tetap setia bersamaku sebab akulah yang dengan tulus menyayangi dan menemani dia tanpa pernah mengeluh sedikitpun . Aku yang rela menjadi hitam terkena teriknya matahari, Aku yang ada saat hujan deras menemani perjalanan langkah kita, Aku yang mengerti jika cinta tak hanya sekedar berhura-hura, Aku yang rela menghabiskan sebagian waktuku didapur sedang yang lain duduk dan bercakap disebuah café atau restoran. Aku yang berusaha menjadi sebuah pelengkap dalam hidupnya karena aku tau dia butuh sosok wanita seperti itu . Begitulah aku menyayanginya.

Aku tak sedang menuntut keseriusan cintanya, bukan berarti aku hanya terhanyut dalam permainan ini. Dan aku pun paham dia pernah merencanakan masa depan bersama masa lalunya. Kita pun saat ini begitu. Aku berdoa supaya aku dan dia kali ini berhasil tidak seperti terdahulu. Mungkin ada hal yang mengganjal perasaanku sebab dia selalu tak bertahan lama dalam membina sebuah hubungan walau secara kasat mata prinsipnya cukup bagus dan begitu meyakinkan masa lalunya. Aku berharap bersamaku impiannya dapat tercapai walau harus berliku,menanjak atau bahkan terperosok lagi dan sampai pada puncak.

Aku ingin menjadi wanita kecil yang selalu menjadi surprise dalam hidupnya. Saat dia berusaha menatap mata lain selain mataku cobalah kembali melirik dan meresapi cerita singkat ini. Saat dia mencoba menomor tigakan aku setelah keluarganya. Cobalah ingat kembali hangatnya kebersamaan kita saat “Engkau” bersama keluargaku dan begitupun sebaliknya J

Teruntuk priaku saat ini.. 


@ZaharaNisya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar