Bicara happy
ending, Mungkin kita akan kembali lagi mengingat pada peribahasa “Berakit-rakit
ke Hulu, Berenang-renang ketepian . Pasti semua udah mengetahui artinya bukan.
Yaps, Bersakit-sakit dahulu, Bersenang-senang kemudian. Mungkin ini peribahasa
yang begitu klasik, Tapi memang benar begitu kenyataannya. Teori ada karena
sebuah praktik, Teori sangat berimplikasi pada praktik. Teori dan tulisan
adalah saksi bisu pengalaman dari sebuah perjalanan hidup yang bisa bemanfaat untuk
orang lain dimasa yang akan datang, dan tentunya masa sekarang dimana kita
diberi kesempatan menjalani sebuah kehidupan. Berterimakasihlah pada orang
terdahulu!
Happy
ending itu tidak pernah ada? Happy ending hanya ada di negeri dongeng, seperti
Cinderella yang akhirnya menikah dengan pangeran setelah penyiksaan yang
dialami oleh ibu dan saudara tirinya. Snow white yang akhirnya terbangun karena
kehadiran sang Pangeran. Cerita itu memang terkadang membuat envy kita. Tapi
apakah happy ending itu mulus? Tidak, Semuanya harus berjuang diawal,
bersusah-susah dahulu, bersakit-sakit dahulu lalu kemudian bahagia. Jangan
pernah hanya melihat hasil akhir, tapi nikmati prosesnya. Entah itu berhasil
atau gagal, yang pasti kita pernah melakoni proses itu. Dan hasil tidak pernah
berdusta pada usaha. Lebih baik bersusah payah sekarang dan menjalani sisa
hidup dengan semangat yang tinggi untuk mencapai puncak yang diinginkan, Jika
kenyataan terkadang tak sesuai dengan harapan tidak perlu berkecil hati, Ada
Dia yang Maha Tahu.. Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki walau jumlahnya
sedikit .
Happy
ending dalam kehidupan manusia selalu dikaitkan dengan cinta, tapi tak hanya
itu dalam pekerjaan pun bisa happy ending loh. Mungkin menulis jauh lebih
mengasikkan daripada menjalani makna dalam sebuah tulisan tersebut. Tapi
yakinlah, Penulis pun sedang berusaha menggapai happy ending itu dalam semua
aspek kehidupan saya ataupun kehidupan kalian masing-masing yang jalannya tentu
berbeda tetapi berujung pada dua kata yang sama “Happy Ending” . Jalan yang
berliku, Pasang surut kehidupan, Linangan air mata, langkah yeng begitu
melelahkan akan mencapai kebahagiaan sesuai dengan porsinya diri kita. Kita
boleh memiliki mimpi setinggi langit ke tujuh, Tetapi jangan pernah kecewa jika
kita hanya sampai pada langit ke empat atau ke lima bahkan hanya sampai langit
ke enam . Sebab kita yakini, hidup tak sesimple yang kita inginkan.
Semakin
dewasa kita, jalan kehidupan menjadi sangat berat. Tidak seperti dimasa kita
kecil yang hanya bisa meminta uang jajan kepada orang tua kita, meminta
dibelikan ini dan itu pada orang tua kita, Sekolah lalu pulang dan bermain. Semakin
bertambahnya usia semakin banyak tuntutan hidup yang harus kita penuhi. Kita
harus memutar otak agar kebutuhan hidup tercukupi. Hingga banyak orang memilih
jalan kehidupannya untuk menggapai itu . Contoh saja menjadi orang yang
materialistis atau sering kita sebut matre, Tidak ada yang salah dari mereka
itu pilihan hidup mereka untuk mencapai Happy Ending versi mereka yang hanya
melihat segala sesuatu dari harta. Tinggal bagaimana diri kita menyikapinya
apakah kita bisa menerima atau tidak orang-orang seperti mereka. Jangan pernah
menggerutui orang matre, sebab bilang saja kalian tidak mampu memenuhi orang
matre tersebut.. Jika kalian mampu memenuhi materialitas mereka, mungkin saja
kalian akan memilh mereka . Kembali lagi hidup memang benar-benar pilihan.
Ketulusan atau Kebutuhan.
Mungkin
banyak cerita nyata dihidup ini mengenai happy ending yang sudah pernah kalian
dengar atau ketahui, Disini saya hanya akan memberikan beberapa contoh saja
dari pengalaman teman, sahabat, bahkan keluarga entah keluarga siapa yang saja
ceritakan hehehe tapi semoga bermanfaat untuk kita dan ini bukan hanya mengenai
cinta saja tetapi juga ada mengenai pekerjaan, Tapi sedikit aja ya nanti kalau
banyak-banyak gumoh lagi J
.
Si
A telah menjalani hubungan dengan kekasihnya kurang lebih 5 tahun, bukan waktu
yang singkat untuk menjalani itu semua. Mereka memang berakhir bahagia dengan
pernikahan. Tapi apakah kisah cinta mereka mulus tanpa masalah? Tentu tidak,
mereka pernah bertengkar, tidak saling bertegur sapa dalam beberapa bulan,
mereka jarang bertemu, dan mereka pun mungkin pernah mendua. Tapi mengapa
mereka bersatu? Bukan sebab tak ada yang lain melainkan rasa sayang yang begitu
besar dan perjuangan dan pengorbanan yang mereka lewati, Cinta tak sekadar
memiliki pasangan yang berparas Indah tetapi saling mengenal kekurangan diri
masing-masing untuk saling melengkapi.
Kemudian
ada beberapa orang yang biasa saja mulai dari paras hingga pekerjaannya, tetapi
dia menemukan kebahagiannya terlebih dahulu, dia tidak pernah sama sekali
menjalani kehidupan dengan seorang kekasih sebelumnya, dia selalu bertekad
untuk sendiri sampai benar-benar dia menemukan seseorang yang serius menjalani
kehidupan bersamanya. Ini prinsip yang begitu hebat, sebab dimasa sekarang ini
jarang kita temui seorang yang seperti itu dengan godaan yang begitu banyak
dari lingkungan sekitar/teman yang memiliki pasangan, yang berjalan-jalan
kesana kemari dengan pasangannya, yang melihat kemesraan orang lain di
hadapannya, yang sebagian orang tidak bisa hidup tanpa seorang kekasih dengan
berbagai macam alasan seperti untuk menyemangati, tidak ingin sendiri, atau
istilahnya sebuah kebanggaan jika memiliki seorang pacar. Dia begitu hebat bisa
menjalani kehidupannya sendiri, menyemangati diri sendiri, dan bisa mandiri
tanpa kehadiran kekasih sedang yang lain yang lebih begitu popular dibandingnya
masih mendapat ketidakjelasan dari sebuah hubungan tak jarang juga masih banyak
yang harus berganti-ganti pasangan, Lelah bukan? Dan salut bukan dengan prinsip
seorang yang seperti ini, Bolehlah kita coba bagi yang mau mencoba… hehe
Daripada harus bersusah payah lagi untuk patah hati .
Dari
segi pekerjaan, Seorang pengusaha muda yang memiliki cukup modal dalam memulai
bisnisnya pun tak jauh dari jatuh bangun, bangkrut sampai harus bergonta-ganti
jenis bisnis, Sampai benar-benar menemukan bidang usaha yang cocok. Dia tidak
pernah takut uangnya habis untuk bisnis yang dia pikirkan adalah hanya
bagaimana dia bisa berhasil dalam usaha yang ditekuni. Walau harus gagal lagi
gagal lagi dan bahkan sampai kehabisan dana tetapi dia tidak pernah menyerah
dan berhenti dari kegagalannya, dan pada akhirnya dia saat ini menemukan usaha
yang cocok dengan dia dan bisa menghasilkan pendapatan yang lumayan untuk kehidupannya.
Lalu
ada seorang salesman yang kini menjadi seorang direktur di salah satu
perusahaan ternama, Jabatannya tidaklah mudah dia dapati. Sebagai salesman dia
harus keluar masuk pasar dan lapangan untuk menjalani pekerjaannya, tetapi
berkat kejujuran dan loyalitasnya terhadap pekerjaan dia bisa mencapai
kesuksesan tersebut, Lika liku lah pokoknya menjadi salesman, Jika hujan dia
kehujanan, Bila panas dia kepanasan, harus bernegosiasi dengan banyak orang dan
harus berucap manis kepada calon pelanggan dan sebagainya. Tidak mudah jika itu
kita lakukan dalam puluhan tahun, tapi dia tidak pernah menyerah dan menekuni
bidang pekerjaannya dengan ikhlas.
Seperti
di ulasan blog saya sebelumnya, kisah kehidupan antara satu orang dengan yang
lainnya memang tidaklah pernah sama, Kita tak bisa mencintai orang lain atau
pun pekerjaan seperti cinta kita pada KeMahaanNya, sangat jauh dari sempurna.
Tetapi hargailah setiap perjuangan dan pengorbanan dan terimalah kekurangan
satu sama lain diantara kita supaya orang lain merasa lebih di hargai sesama
makhluk Allah .
Dan
yang pasti, Happy ending berawal dari tekad yang kuat dan hanya untuk
orang-orang yang hanya ingin berjuang dan berkorban saja, untuk mereka yang
hanya ingin mendapatkan kemulusan tanpa masalah dalam hidupnya tidaklah pernah
bertemu dengan happy ending yang sejati .
Berjuanglah untuk sesuatu hal yang memang layak di perjuangankan tetapi
awali semua itu dengan keyakinan, Jangan pernah kecewa jika tidak mendapatkan
happy ending yang spektakuler, tetapi terimalah happy ending walau itu
sederhana. Nikmati prosesnya, Dan kebenaran itu jarang terlihat di awal, tetapi
yang pasti kebenaran itu pasti datang walau harus di akhir datangnya .
Siti Anisyah
Setuju ��
BalasHapus