Senin, 25 April 2016

Happy Ending Isn't Fairy Tale

Bicara happy ending, Mungkin kita akan kembali lagi mengingat pada peribahasa “Berakit-rakit ke Hulu, Berenang-renang ketepian . Pasti semua udah mengetahui artinya bukan. Yaps, Bersakit-sakit dahulu, Bersenang-senang kemudian. Mungkin ini peribahasa yang begitu klasik, Tapi memang benar begitu kenyataannya. Teori ada karena sebuah praktik, Teori sangat berimplikasi pada praktik. Teori dan tulisan adalah saksi bisu pengalaman dari sebuah perjalanan hidup yang bisa bemanfaat untuk orang lain dimasa yang akan datang, dan tentunya masa sekarang dimana kita diberi kesempatan menjalani sebuah kehidupan. Berterimakasihlah pada orang terdahulu!

                Happy ending itu tidak pernah ada? Happy ending hanya ada di negeri dongeng, seperti Cinderella yang akhirnya menikah dengan pangeran setelah penyiksaan yang dialami oleh ibu dan saudara tirinya. Snow white yang akhirnya terbangun karena kehadiran sang Pangeran. Cerita itu memang terkadang membuat envy kita. Tapi apakah happy ending itu mulus? Tidak, Semuanya harus berjuang diawal, bersusah-susah dahulu, bersakit-sakit dahulu lalu kemudian bahagia. Jangan pernah hanya melihat hasil akhir, tapi nikmati prosesnya. Entah itu berhasil atau gagal, yang pasti kita pernah melakoni proses itu. Dan hasil tidak pernah berdusta pada usaha. Lebih baik bersusah payah sekarang dan menjalani sisa hidup dengan semangat yang tinggi untuk mencapai puncak yang diinginkan, Jika kenyataan terkadang tak sesuai dengan harapan tidak perlu berkecil hati, Ada Dia yang Maha Tahu.. Bersyukurlah dengan apa yang kita miliki walau jumlahnya sedikit .

                Happy ending dalam kehidupan manusia selalu dikaitkan dengan cinta, tapi tak hanya itu dalam pekerjaan pun bisa happy ending loh. Mungkin menulis jauh lebih mengasikkan daripada menjalani makna dalam sebuah tulisan tersebut. Tapi yakinlah, Penulis pun sedang berusaha menggapai happy ending itu dalam semua aspek kehidupan saya ataupun kehidupan kalian masing-masing yang jalannya tentu berbeda tetapi berujung pada dua kata yang sama “Happy Ending” . Jalan yang berliku, Pasang surut kehidupan, Linangan air mata, langkah yeng begitu melelahkan akan mencapai kebahagiaan sesuai dengan porsinya diri kita. Kita boleh memiliki mimpi setinggi langit ke tujuh, Tetapi jangan pernah kecewa jika kita hanya sampai pada langit ke empat atau ke lima bahkan hanya sampai langit ke enam . Sebab kita yakini, hidup tak sesimple yang kita inginkan.

                Semakin dewasa kita, jalan kehidupan menjadi sangat berat. Tidak seperti dimasa kita kecil yang hanya bisa meminta uang jajan kepada orang tua kita, meminta dibelikan ini dan itu pada orang tua kita, Sekolah lalu pulang dan bermain. Semakin bertambahnya usia semakin banyak tuntutan hidup yang harus kita penuhi. Kita harus memutar otak agar kebutuhan hidup tercukupi. Hingga banyak orang memilih jalan kehidupannya untuk menggapai itu . Contoh saja menjadi orang yang materialistis atau sering kita sebut matre, Tidak ada yang salah dari mereka itu pilihan hidup mereka untuk mencapai Happy Ending versi mereka yang hanya melihat segala sesuatu dari harta. Tinggal bagaimana diri kita menyikapinya apakah kita bisa menerima atau tidak orang-orang seperti mereka. Jangan pernah menggerutui orang matre, sebab bilang saja kalian tidak mampu memenuhi orang matre tersebut.. Jika kalian mampu memenuhi materialitas mereka, mungkin saja kalian akan memilh mereka . Kembali lagi hidup memang benar-benar pilihan. Ketulusan atau Kebutuhan.

                Mungkin banyak cerita nyata dihidup ini mengenai happy ending yang sudah pernah kalian dengar atau ketahui, Disini saya hanya akan memberikan beberapa contoh saja dari pengalaman teman, sahabat, bahkan keluarga entah keluarga siapa yang saja ceritakan hehehe tapi semoga bermanfaat untuk kita dan ini bukan hanya mengenai cinta saja tetapi juga ada mengenai pekerjaan, Tapi sedikit aja ya nanti kalau banyak-banyak gumoh lagi J .

                Si A telah menjalani hubungan dengan kekasihnya kurang lebih 5 tahun, bukan waktu yang singkat untuk menjalani itu semua. Mereka memang berakhir bahagia dengan pernikahan. Tapi apakah kisah cinta mereka mulus tanpa masalah? Tentu tidak, mereka pernah bertengkar, tidak saling bertegur sapa dalam beberapa bulan, mereka jarang bertemu, dan mereka pun mungkin pernah mendua. Tapi mengapa mereka bersatu? Bukan sebab tak ada yang lain melainkan rasa sayang yang begitu besar dan perjuangan dan pengorbanan yang mereka lewati, Cinta tak sekadar memiliki pasangan yang berparas Indah tetapi saling mengenal kekurangan diri masing-masing untuk saling melengkapi.

                Kemudian ada beberapa orang yang biasa saja mulai dari paras hingga pekerjaannya, tetapi dia menemukan kebahagiannya terlebih dahulu, dia tidak pernah sama sekali menjalani kehidupan dengan seorang kekasih sebelumnya, dia selalu bertekad untuk sendiri sampai benar-benar dia menemukan seseorang yang serius menjalani kehidupan bersamanya. Ini prinsip yang begitu hebat, sebab dimasa sekarang ini jarang kita temui seorang yang seperti itu dengan godaan yang begitu banyak dari lingkungan sekitar/teman yang memiliki pasangan, yang berjalan-jalan kesana kemari dengan pasangannya, yang melihat kemesraan orang lain di hadapannya, yang sebagian orang tidak bisa hidup tanpa seorang kekasih dengan berbagai macam alasan seperti untuk menyemangati, tidak ingin sendiri, atau istilahnya sebuah kebanggaan jika memiliki seorang pacar. Dia begitu hebat bisa menjalani kehidupannya sendiri, menyemangati diri sendiri, dan bisa mandiri tanpa kehadiran kekasih sedang yang lain yang lebih begitu popular dibandingnya masih mendapat ketidakjelasan dari sebuah hubungan tak jarang juga masih banyak yang harus berganti-ganti pasangan, Lelah bukan? Dan salut bukan dengan prinsip seorang yang seperti ini, Bolehlah kita coba bagi yang mau mencoba… hehe Daripada harus bersusah payah lagi untuk patah hati .

                Dari segi pekerjaan, Seorang pengusaha muda yang memiliki cukup modal dalam memulai bisnisnya pun tak jauh dari jatuh bangun, bangkrut sampai harus bergonta-ganti jenis bisnis, Sampai benar-benar menemukan bidang usaha yang cocok. Dia tidak pernah takut uangnya habis untuk bisnis yang dia pikirkan adalah hanya bagaimana dia bisa berhasil dalam usaha yang ditekuni. Walau harus gagal lagi gagal lagi dan bahkan sampai kehabisan dana tetapi dia tidak pernah menyerah dan berhenti dari kegagalannya, dan pada akhirnya dia saat ini menemukan usaha yang cocok dengan dia dan bisa menghasilkan pendapatan yang lumayan untuk kehidupannya.

                Lalu ada seorang salesman yang kini menjadi seorang direktur di salah satu perusahaan ternama, Jabatannya tidaklah mudah dia dapati. Sebagai salesman dia harus keluar masuk pasar dan lapangan untuk menjalani pekerjaannya, tetapi berkat kejujuran dan loyalitasnya terhadap pekerjaan dia bisa mencapai kesuksesan tersebut, Lika liku lah pokoknya menjadi salesman, Jika hujan dia kehujanan, Bila panas dia kepanasan, harus bernegosiasi dengan banyak orang dan harus berucap manis kepada calon pelanggan dan sebagainya. Tidak mudah jika itu kita lakukan dalam puluhan tahun, tapi dia tidak pernah menyerah dan menekuni bidang pekerjaannya dengan ikhlas.

                Seperti di ulasan blog saya sebelumnya, kisah kehidupan antara satu orang dengan yang lainnya memang tidaklah pernah sama, Kita tak bisa mencintai orang lain atau pun pekerjaan seperti cinta kita pada KeMahaanNya, sangat jauh dari sempurna. Tetapi hargailah setiap perjuangan dan pengorbanan dan terimalah kekurangan satu sama lain diantara kita supaya orang lain merasa lebih di hargai sesama makhluk Allah .


                Dan yang pasti, Happy ending berawal dari tekad yang kuat dan hanya untuk orang-orang yang hanya ingin berjuang dan berkorban saja, untuk mereka yang hanya ingin mendapatkan kemulusan tanpa masalah dalam hidupnya tidaklah pernah bertemu dengan happy ending yang sejati .  Berjuanglah untuk sesuatu hal yang memang layak di perjuangankan tetapi awali semua itu dengan keyakinan, Jangan pernah kecewa jika tidak mendapatkan happy ending yang spektakuler, tetapi terimalah happy ending walau itu sederhana. Nikmati prosesnya, Dan kebenaran itu jarang terlihat di awal, tetapi yang pasti kebenaran itu pasti datang walau harus di akhir datangnya .


Siti Anisyah

1 komentar: